Bismillaahirrahmaanirrahiim
Menurut Syaqiq bin Ibrahim dalam Kitab Tanbighul Ghafilin, berkata bahwa apabila dihati seseorang ada rasa marah pada ALLAH, maka dia akan melakukan empat hal yang sia-sia.Yaitu:
1.Dia mengaku sebagai hamba,tetapi bertindak sebagai juragan.?
Allah dipaksanya untuk memenuhi segala keinginannya.
Misal : Diberi hujan oleh Allah, tapi karena saat itu dia punya hajat,sehingga hatinya marah-marah. Padahal yang membuat hujan adalah Allah.Diberi cobaan, tapi hatinya mengumpat, tidak terima dengan kesulitan itu. Apabila seorang hamba demikian, maka pengakuan kehambaannya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan sia-sia.
2 .Mengaku bahwa Allah yang menjamin rizkinya, tapi hati mereka tak tenang bila tak punya harta. ?
Apabila mempunyai rizki yang banyak, ia yakin itu adalah anugerah dari Allah, tapi menjadi gelisah ketika tidak memiliki harta. Hatinya menjadi tidak tenang. Hal demikian menunjukkan bahwa ada kemarahan kepada Allah. Maka keyakinannya bahwa Allah yang menjamin rizkinya adalah sia-sia.
3. .Mengaku bahwa Akhirat adalah lebih utama dan lebih baik daripada dunia, namun mengumpulkan harta hanya untuk kepentingan dunia.?
Sehingga keyakinannya atas adanya kehidupan akhirat menjadi sia-sia. Harta yang dikumpulkan tidak untuk sedekah, hidup kikir. Harta yang dikumpulkannya telah melalaikannya akan kehidupan akhirat.
4. .Mengaku pasti akan mati, tapi berbuat seolah-olah dapat hidup selamanya.?
Maka keyakinannya tersebut menjadi sia-sia. menunda-nunda berbuat amal kebajikan, seolah-olah dapat menentukan umurnya sendiri. Tidak terima keputusan Allah adalah cerminan orang yang marah pada Tuhan-Nya. Padahal hidup ini atas kehendak Allah, Dia-lah yang berhak menentukan segala perjalanan nasib manusia.
Kadang apa yang tampak tidak baik bagi kita, ternyata menurut Allah adalah hal yang terbaik.Kesulitan yang dialami seseorang belum tentu hal yang menyedihkan.Sebagaimana Firman Allah : “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi(pula)kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui (QS.Al Baqarah:216).
Semua Tergantung bagaimana penyikapan seseorang dalam menghadapinya. Juga tergantung bagaimana keimanan seseorang dalam menghadapinya. Orang yang imannya kuat, cenderung menyandarkan persoalannya kepada Allah.Sedang orang yang kadar keimanannya tipis, senantiasa mengesampingkan Allah, dan menganggap bahwa kebahagiaan hidup itu hanya bisa dicapai dengan bergelimangnya materi. Ketika punya uang, ia senang, namun ketika sulit, jadi sedih bukan kepalang.
Pasang surutnya keimanannya sangat dipengaruhi berapa banyak simpanan hartanya. Orang yang demikian, jiwanya ringkih, kerdil dan tidak tangguh dalam menghadapi problematika hidup.
Allah Maha Tahu atas rahasia dialam semesta. Tidak ada secuilpun kejadian dalam ciptaanNya yang tidak berguna, jadi kewajiban kita adalah mensyukurinya. Kesulitan-kesulitan janganlah membuat kita menjadi kufur dan berbuat yang sia-sia atas nikmat yang diberikanNya. Kesulitan bukan berarti Allah tidak sayang kepada kita, tapi inilah cara Allah menunjukkan kasih sayangNya agar kita lebih mendekat dan bersyukur atas kenikmatan yang diberikanNya.
Sebgaimana Sabda RasuluLlah ? ”Sesungguhnya pahala itu sesuai dengan besarnya cobaan, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberikan cobaan kepada mereka. Siapa yang Ridha (terhadap cobaan itu), maka baginya keridhaanNya. Siapa yang murka(terhadap cobaan itu), maka baginya kemurkaanNya.
Akhirul kata, semoga kita menjadi manusia berjiwa tangguh, sabar dan menerima Qadha dan QadarNya.
Semoga Bermanfaat.
Sumber : Islam Sampai Mati
No comments:
Post a Comment
kritik dan saran saya terima dengan baik di sini.