CAUTION

BLOG INI UNTUK INFORMASI CADANGAN PERSONAL, MAAF BUKAN UNTUK UMUM.| THIS BLOG FOR PERSONAL INFORMATION RESERVE , SORRY NOT FOR PUBLIC.

Tuesday, February 26, 2013

Cinta adalah Fitrah yang Suci

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Cinta adalah Fitrah yang Suci

Cinta seorang laki-laki kepada wanita dan cinta wanita kepada laki-laki adalah perasaan yang manusiawi yang bersumber dari fitrah yang diciptakan Allah SWT di dalam jiwa manusia, yaitu kecenderungan kepada lawan jenisnya ketika telah mencapai kematangan pikiran dan fisiknya.

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir" (Ar Rum ayat 21).

Cinta pada dasarnya adalah bukanlah sesuatu yang kotor, karena kekotoran dan kesucian tergantung dari bingkainya. Ada bingkai yang suci dan halal dan ada bingkai yang kotor dan haram.

Cinta mengandung segala makna kasih sayang, keharmonisan, penghargaan dan kerinduan, disamping mengandung persiapan untuk menempuh kehiduapan dikala suka dan duka, lapang dan sempit.

Cinta bukanlah hanya sebuah ketertarikan secara fisik saja. Ketertarikan secara fisik hanyalah permulaan cinta bukan puncaknya. Dan sudah fitrah manusia untuk menyukai keindahan. Tapi disamping keindahan bentuk dan rupa harus disertai keindahan kepribadian dengan akhlak yang baik.

Islam adalah agama fitrah karena itulah islam tidaklah membelenggu perasaan manusia. Islam tidaklah mengingkari perasaan cinta yang tumbuh pada diri seorang manusia. Akan tetapi islam mengajarkan pada manusia untuk menjaga perasaan cinta itu dijaga, dirawat dan dilindungi dari segala kehinaan dan apa saja yang mengotorinya.

Islam mebersihkan dan mengarahkan perasaan cinta dan mengajarkan bahwa sebelum dilaksanakan akad nikah harus bersih dari persentuhan yang haram.


PERNIKAHAN TEMPAT BERMUARANYA CINTA

“Tidak terlihat diantara dua orang yang saling mencintai (sesuatu yang sangat menyenangkan) seperti pernikahan” (Sunan Ibnu Majah)

Pernikahan dalam Islam merupakan sebuah kewajiban bagi yang mampu. Dan bagi insan manusia yang saling mencintai pernikahan seharusnyalah menjadi tujuan utama mereka.

Karena itulah percintaan yang tidak mengarah kepada pernikahan bahkan disertai hal-hal yang diharamkan agama sangat tidak disarankan oleh islam. Cinta dalam pandangan islam bukanlah hanya sebuah Ketertarikan secara fisik, dan bukan pula pembenaran terhadap perilaku yang dilarang agama. Karena hal ini bukanlah cinta melainkan sebuah lompatan birahi yang besar saja yang akan segera pupus. Karena itu cinta memerlukan kematangan dan kedewasaan untuk membahagiakan pasangannya bukan menyengsarakannya dan bukan juga menjerumuskannya ke jurang maksiat.

Percintaan tanpa didasarkan oleh tujuan hendak menikah adalah sebuah perbuatan maksiat yang diharamkan oleh agama. Karena batas antara cinta dan nafsu birahi pada dua orang manusia yang saling mencintai sangatlah tipis sehingga pernikahan adalah sebuah obat yang sangat tepat untuk mengobatinya.

Pernikahan adalah sebuah perjanjian suci yang menjadikan Allah SWT sebagai pemersatunya. Dan tidak ada yang melebihi ikatan ini. Dan inilah puncak segala kenikmatan cinta itu dimana kedua orang yang saling mencinta itu memilih untuk hidup bersama dan saling berjanji untuk saling mengasihi dan berbagi hidup baik suka maupun duka.
READ MORE - Cinta adalah Fitrah yang Suci

Menikah Tanpa Pacaran

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dalam Islam adanya pacaran adalah setelah pernikahan.Hal ini akan lebih indah dan nyaman dibandingkan pacaran sebelum menikah karena belum memiliki ikatan apapun.Namun sebagian dari kita belum memahami akan hal ini dan menganggap aturan Islam membelenggu kebebasan kita.Padahal sesungguhnya segala aturan itu jika kita terapkan adalah demi kebaikan kita sendiri.Telah kita ketahui begitu dahsyatnya akibat pergaulan bebas antara pria dan wanita yang belum memiliki ikatan pernikahan.Dalam hal ini tentu pihak wanita yang sering menanggung akibat lebih besar.

Jika kita merasa siap menikah lebih baik ta’aruf saja.Kalau merasa cocok bisa diurus lebih cepat dan jika dibatalkanpun tak banyak pihak yang tersakiti.Dalam ta’aruf kita boleh mengenal pasangan namun harus disertai mahramnya yang telah dewasa agar tidak terjerumus dalam perbuatan zina.
Bagaimana agar menikah tanpa pacaran tidak menimbulkan penyesalan karena salah pilih? Menikahlah karena didasari niat beribadah kepada Allah. Sehingga kita akan menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah dan apapun keputusan-Nya pastilah yang terbaik untuk kita. Dengan kemantapan hati lewat istikharah,hati nurani serta tawakal kita harus yakin atas pilihan Allah.Mari kita renungkan firman-Nya “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)...”(QS. An-Nur: 26). Kita harus yakin bahwa seseorang yang akan mendampingi kita kelak adalah orang yang mempunyai tujuan sama yakni di jalan yang diridhai Allah. Jika tidak, Allah pasti akan menjauhkan dari kita dan mengganti dengan yang lebih baik. Dari ayat diatas sudah jelas bahwa Allah tidak mungkin menjodohkan kita dengan orang yang senang berbuat maksiat sedangkan kita sendiri menjauhi segala perbuatan maksiat.
Lantas bagaimana pula jika kita menikah nanti belum bisa sepenuhnya mencintai pasangan karena belum begitu mengenalnya? Tak perlu risau saudaraku..Allah berjanji akan menumbuhkan cinta dan kasih sayang dalam pernikahan selama pernikahan tersebut didasari atas kecintaan kepada-Nya. Sebagaimana firman-Nya“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar- Rum: 21).
Oleh karena itu saudaraku, janganlah pacaran sebagai solusi untuk mendapatkan jodoh. Hendaklah kita senantiasa menempuh jalan yang diridhai-Nya agar pernikahan kita kelak bisa menghadirkan keberkahan.
READ MORE - Menikah Tanpa Pacaran

SOLUSI BERBAGAI MASALAH

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


 Nasehat Hasan Al Basri...

Suatu saat 4 orang datang kepada Hasan Al Basri dan bergantian menyampaikan masalahnya..
 - Orang pertama datang mengadukan kekeringan yang melanda karena hujan tidak turun dari langit..
   Hasan Al Basri memberi nasehat kepada orang tersebut untuk BERISTIGHFAR..

- Orang kedua datang mengadukan kemiskinan yang dideritanya..
   Hasan Al Basri memberi nasehat kepada orang tersebut untuk BERISTIGHFAR.

- Orang ketiga datang mengadukan istrinya mandul..tidak bisa melahirkan.
   Hasan Al Basri memberi nasehat kepada orang tersebut untuk BERISTIGHFAR..

- Orang keempat datang mengeluhkan kebunnya yang gersang tidak dapat menumbuhkan tanaman..
   Hasan Al Basri memberi nasehat kepada orang tersebut untuk BERISTIGHFAR..

Mereka yang hadir heran karena mendapat nasehat yang sama...
Akhirnya mereka bertanya..
READ MORE - SOLUSI BERBAGAI MASALAH

EMPAT PERKARA YANG SIA-SIA

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Bismillaahirrahmaanirrahiim


Menurut Syaqiq bin Ibrahim dalam Kitab Tanbighul Ghafilin, berkata bahwa apabila dihati seseorang ada rasa marah pada ALLAH, maka dia akan melakukan empat hal yang sia-sia.Yaitu:
1.Dia mengaku sebagai hamba,tetapi bertindak sebagai juragan.?
Allah dipaksanya untuk memenuhi segala keinginannya.
Misal : Diberi hujan oleh Allah, tapi karena saat itu dia punya hajat,sehingga hatinya marah-marah. Padahal yang membuat hujan adalah Allah.Diberi cobaan, tapi hatinya mengumpat, tidak terima dengan kesulitan itu. Apabila seorang hamba demikian, maka pengakuan kehambaannya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan sia-sia.
2 .Mengaku bahwa Allah yang menjamin rizkinya, tapi hati mereka tak tenang bila tak punya harta. ?
Apabila mempunyai rizki yang banyak, ia yakin itu adalah anugerah dari Allah, tapi menjadi gelisah ketika tidak memiliki harta. Hatinya menjadi tidak tenang. Hal demikian menunjukkan bahwa ada kemarahan kepada Allah. Maka keyakinannya bahwa Allah yang menjamin rizkinya adalah sia-sia.
3. .Mengaku bahwa Akhirat adalah lebih utama dan lebih baik daripada dunia, namun mengumpulkan harta hanya untuk kepentingan dunia.?
Sehingga keyakinannya atas adanya kehidupan akhirat menjadi sia-sia. Harta yang dikumpulkan tidak untuk sedekah, hidup kikir. Harta yang dikumpulkannya telah melalaikannya akan kehidupan akhirat.
4. .Mengaku pasti akan mati, tapi berbuat seolah-olah dapat hidup selamanya.?
Maka keyakinannya tersebut menjadi sia-sia. menunda-nunda berbuat amal kebajikan, seolah-olah dapat menentukan umurnya sendiri. Tidak terima keputusan Allah adalah cerminan orang yang marah pada Tuhan-Nya. Padahal hidup ini atas kehendak Allah, Dia-lah yang berhak menentukan segala perjalanan nasib manusia.
Kadang apa yang tampak tidak baik bagi kita, ternyata menurut Allah adalah hal yang terbaik.Kesulitan yang dialami seseorang belum tentu hal yang menyedihkan.Sebagaimana Firman Allah : “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi(pula)kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui (QS.Al Baqarah:216).
Semua Tergantung bagaimana penyikapan seseorang dalam menghadapinya. Juga tergantung bagaimana keimanan seseorang dalam menghadapinya. Orang yang imannya kuat, cenderung menyandarkan persoalannya kepada Allah.Sedang orang yang kadar keimanannya tipis, senantiasa mengesampingkan Allah, dan menganggap bahwa kebahagiaan hidup itu hanya bisa dicapai dengan bergelimangnya materi. Ketika punya uang, ia senang, namun ketika sulit, jadi sedih bukan kepalang.
Pasang surutnya keimanannya sangat dipengaruhi berapa banyak simpanan hartanya. Orang yang demikian, jiwanya ringkih, kerdil dan tidak tangguh dalam menghadapi problematika hidup.
Allah Maha Tahu atas rahasia dialam semesta. Tidak ada secuilpun kejadian dalam ciptaanNya yang tidak berguna, jadi kewajiban kita adalah mensyukurinya. Kesulitan-kesulitan janganlah membuat kita menjadi kufur dan berbuat yang sia-sia atas nikmat yang diberikanNya. Kesulitan bukan berarti Allah tidak sayang kepada kita, tapi inilah cara Allah menunjukkan kasih sayangNya agar kita lebih mendekat dan bersyukur atas kenikmatan yang diberikanNya.
Sebgaimana Sabda RasuluLlah ? ”Sesungguhnya pahala itu sesuai dengan besarnya cobaan, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberikan cobaan kepada mereka. Siapa yang Ridha (terhadap cobaan itu), maka baginya keridhaanNya. Siapa yang murka(terhadap cobaan itu), maka baginya kemurkaanNya.
Akhirul kata, semoga kita menjadi manusia berjiwa tangguh, sabar dan menerima Qadha dan QadarNya.
Semoga Bermanfaat.
Sumber : Islam Sampai Mati
READ MORE - EMPAT PERKARA YANG SIA-SIA
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...